Rahasia ! Kerajinan Limbah Pinus Raup Omset 30 Jt/Bln

Kerajinan limbah pinus - Limbah identik dengan hal yang tidak mempunyai kegunaan dan biasanya limbah berakhir di tempat sampah. Namun tak selamanya limbah diperlakukan menyerupai itu. Di tangan-tangan orang kreatif, limbah bisa diolah kembali menjadi sesuatu yang bernilai. Salah satunya pernah saya tulis mengenai kerajinan limbah kertas Salam Rancage yang sukses meraup omset puluhan juta rupiah tiap bulannya.

Pada kesempatan kali ini, PeluangUsahaTerbaruku.com kembali menuliskan dongeng inspiratif pengolahan limbah yang menghasilkan omset puluhan juta rupiah per bulannya. Kerajinan limbah ini berasal dari kayu pinus.
Limbah pinus bisa dijadikan kerajinan tangan
Bertempat di Jalan Gondosuli, Kelurahan Waru, Malang, Jawa Timur, terdapat sebuah rumah sederhana bercat kuning. Dalam rumah tersebut nampak kesibukan beberapa orang. Beberapa kesibukan tersebut antara lain : memotong kayu pinus menjadi beberapa ukuran dan melukis kayu-kayu tersebut menjadi suatu produk yang mempunyai nilai tambah.

Lokasi tersebut merupakan galeri kerajinan kayu. Retno Hastuti (54) yaitu pemilik galeri kerajinan kayu yang diberi nama GS4 Woodcraft itu. GS4 yaitu abreviasi dari alamat Jl. Gondosuli nomor 4, tempat di mana perjuangan ini berkembang dari waktu ke waktu.

Awal mula perjuangan kerajinan limbah pinus GS4 Woodcraft

Bisnis kerajinan limbah pinus Retno dimulai semenjak tahun 1992. Ia memulai usahanya itu nyaris tanpa modal. Wanita lulusan Universitas Brawijaya Malang ini memberanikan diri untuk memanfaatkan limbah kayu pinus dari perusahaan pengolahan kayu pinus milik temannya yang memproduksi lemari.

Selain itu, Retno juga meminjam mesin pemotong selama 1 jam untuk membelah kayu-kayu tersebut dan dikreasikan menjadi produk kerajinan limbah pinus. Seiring berjalannya waktu, Retno karenanya bisa membeli kompresor untuk memperlancar bisnisnya.

Kemudian pada tahun 2002, Retno terpilih menjadi kawan binaan PT Bank Mandiri Tbk. Kala itu Retno mengajukan pinjaman Rp. 10 juta untuk perluasan bisnis. Melalui keanggotaannya sebagai kawan binaan tersebut, Retno mendapatkan kegiatan pembinaan dan diikutsertakan dalam pameran-pameran sebagai pemberian pemasaran.

Dalam pembinaan tersebut, Retno banyak mencar ilmu mengenai administrasi pemasaran sampai penyusunan dan pembukuan laporan keuangan.

Menurut perempuan berjilbab ini, GS4 Woodcraft kini sudah sanggup memproduksi 1.000 produk kerajinan kayu pinus tiap bulannya. Hasil produknya juga bermacam-macam. Mulai dari perabot rumah tangga, souvenir pernikahan, sampai mainan anak-anak.

Harga kerajinan limbah pinus yang diproduksi Retno bervariasi. Dimulai dari harga Rp. 10 ribu sampai jutaan rupiah. Harga termahal terdapat pada satu set produk perabot rumah tangga.

Pemasaran kerajinan limbah pinus GS4 Woodcraft

Untuk pemasaran, Retno memakai dunia maya sebagai salah satu medianya. Selain itu ia juga sering mengikuti pameran. Pemasaran secara online dan pameran bisa meningkatkan omset bisnisnya menjadi Rp 25 juta sampai Rp 30 juta per bulan. Keuntungan yang didapat sekitar 25% sampai 50%. Ketika ekspresi dominan hajatan ijab kabul tiba, penghasilan Retno bisa meningkat lebih dari itu.

Retno pernah kewalahan mendapatkan usul sampai 60.000 pieces produk. Permintaan tersebut tiba dari aneka macam wilayah di Indonesia‎, mulai dari Aceh, Palembang, Jakarta, Bandung, Bontang sampai kawasan Indonesia timur. Di tahun 2003, Retno juga pernah mengekspor produk kerajinan limbah pinus miliknya ke Jamaica dan Singapura.

Ketika itu, Retno dan timnya belum berpengalaman menangani usul yang membludak tersebut. Akhirnya beliau tidak bisa mengontrol kualitas. Padahal kalau untuk ekspor, kualitas produk harus sama semuanya.

Harapan Retno Hastuti, pengusaha kerajinan limbah pinus

Harapan Retno dalam menjalankan bisnis kerajinan tangan dari kayu pinus ini tidaklah muluk-muluk. Ia hanya ingin bisnis yang ditekuninya selalu berjalan mulus dan sanggup menyekolahkan anak-anaknya sampai perguruan tinggi tinggi.

Sebelumnya, Retno pernah mengalami jatuh bangun dalam perjuangan kerajinan kayu pinus bekas yang ia jalankan. Bahkan waktu itu, usahanya hampir saja mengalami gulung tikar. Hal itu terjadi di tahun 1998 ketika Indonesia mengalami krisis moneter.

Krisis moneter menciptakan harga materi baku cat mengalami ketidakstabilan. Padahal orderan sudah pada harga yang ditetapkan. Namun karenanya perjuangan Retno mulai bangkit. Karena telah mencar ilmu dari masa lalu, meski ketika ini kondisi ekonomi sedang susah, bisnis kerajinan limbah pinus Retno tetap aman, tidak terpengaruh dan malah mengalami peningkatan penjualan.

Demikianlah ulasan saya mengenai perjuangan kerajinan limbah pinus. Bagi anda yang sedang mencari artikel cara menciptakan kerajinan dari kayu pinus dan bunga pinus, mohon maaf saya belum bisa mengulasnya. Semoga bermanfaat dan menginspirasi :)

0 Response to "Rahasia ! Kerajinan Limbah Pinus Raup Omset 30 Jt/Bln"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel